MALAPETAKA MUDIK SAAT PANDEMI COVID-19

     Mudik adalah kata yang familiar di masyarakat. Mudik berarti pulang ke kampung halaman dan adapaun momentum nya terjadi pada hari besar Islam seperti idul Fitri. Momen ini tentu spesial karena selama kurang lebih setahun meninggalkan kampung halaman pada akhirnya dapat kembali bersua dengan keluarga besar. Akan tetapi berbeda ceritanya ketika berhadapan dengan situasi Pandemi seperti saat ini. Pemerintah melarang masyarakat untuk tidak mudik. Hal ini di lakukan sebagai langkah preventif agar Covid-19 tidak berdampak pada munculnya coaster baru.
               Akbar seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi swasta Yogyakarta bersih kukuh untuk mudik. Dia menghubungi orang tuanya melalui telepon” papan, Akbar kangen sama papah,mm,dan adek-adek Akbar di rumah. Akbar ingin sekali pulang;. Ayah Akbar lalu menangapi”, nak, papah tau Akbar kangen dengan keluarga di sini, tapikan pemerintah melarang mudik”.  Akbar lalu menjelaskan kepada ayahnya bahwa dirinya akan baik-baik saja atau sehat sehingga kecemasan tentang penularan Covid-19 tidak perlu. Orang tu’a Akbar akhirnya menyetujui
               Malam pun tiba, Akbar mengemas pakaian serta oleh-oleh untuk keluarganya di kampung halaman setelah selesai dia makan malam lalu kemudian beristirahat lebih cepat dari biasanya. Hal ini supaya dirinya bisa bangun lebih awal. Tanpa terasa suara ayam berkokok yang menandakan pukul 04: 30 WIB. Akbar terbangun dan bergegas mandi lalu berwudhu untuk melaksanakan shalat subuh.
              Selepas shalat Akbar sarapan dan bersiap-siap berangkat. Dia mengunakan motor klasik Astrea. Perjalanan dari Jogja  ke Surabaya memakan waktu tempuh kurang lebih 9 jm. Artinya pada pukul 15 WIB ia tiba di kampung halaman setibanya di kampung, keluarganya menyebut dengan suka cita adek-adek Akbar berteriak, “bang Akbar......... Hore!! Abang sudah tiba”. Kedua adiknya memeluk Akbar dengan erat dan mengantarkan Akbar masuk.. Akbar mencium tangan kedua orangtuanya lalu memeluk dengan penuh kasih sayang.
           Kejadian tersebut tentu sangat di sayangkan karena pada dasarnya di dalam protokol kesehatan Covid-19 hal itu dapat di katakan melanggar. Selang empat hari kemudian Akbar berserta keluarga nya mengalami gejala Covid-19. Ayah Akbar kemudian bertidak yaitu menghubungi pihak puskesmas setempat,” halo pak dokter,  tolong temui kami di rumah sekarang. Saya dan anggota keluarga mengalami batuk-batuk,sakit kepala, demam, flu dan mencret”. Dokter menyarankan agar ayah Akbar dan anggota keluarga nya tidak keluar dari rumah. Setelah menutup telepon dokter mengajak rekan medis 3 orang lalu mengenakan pakaian pelindung dan membawa alat tes kesehatan.
           Setelah tiba di rumah Akbar tenaga kesehatan tersebut melakukan pemeriksaan terhadap seluruh anggota keluarga. Hasilnya sungguh menyediakan kesemuanya di nyatakan positif Covid-19. Mereka kemudian di bawah RS untuk memperoleh perawatan intensif. Tidak terasa tiga bulan masa perawatan, semuanya  nyatakan sembuh dari Covid-19. 
            Betapa bahagianya Akbar dan keluarganya setelah di nyatakan negatif dari Covid-19. Dokter yang menangani mereka membawa Akbar dan keluarganya ke sebuah ruangan. Dokter memberikan edukasi dan sosialisasi pentingnya menerapkan protokol kesehatan serta menaati peraturan pemerintah terkait Covid-19. Akbar dan keluarganya menyimak dengan seksama dan berjanji untuk menerapkan dan menaati peraturan tersebut sekaligus mensosialisasikan kepada orang-orang di sekitar mereka.

Penulis : Akbar Tanjung
Jum'at 25 Juni 2021

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pelabuhan Sastra

Jogja dengan segala kenangan 🍁

ketika uang jadi kendala perkuliahan, Mahasiswa bisa apa,? apalagi kuliah online..??